CERITA
DIBALIK PICASSO DAN PARA WANITANYA
PICASSO MUDA
Seniman pelopor kubisme ini lahir di Malaga
Andalusia Spanyol, 25 Oktober 1881. Picasso menunjukkan kegirangan dan bakat
menggambarnya sejak kecil. Menurut ibunya, Maria Picasso Y Lopez, kata yang
pertama diucapkan oleh Picasso saat masih bayi adalah, “Piz…..piz……,”
kependekan dari kata lapis, atau pensil dalam bahasa Spanyol.
Ayahnya yang juga seorang seniman lukis, dosen seni
rupa, dan kurator di sebuah museum lokal tidak menyia-nyiakan bakat anaknya.ia
meyakinkan pihak akademi untuk menerima anaknya di kelas unggulan Sekolah Seni
di Barcelona (School Of Fine Art). Picasso pun mengikuti matrikulasi, proses
yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan ini mampu diselesaikannya dalam
waktu satu minggu. Lalu, ia pindah ke sekolah seni terkenal di Madrid, Royal Academy of San
Fernando Madrid saat usianya 16 tahun. Picasso bukanlah seorang siswa yang
disiplin, ia lebih mencari teman kenalan ketimbang menghadiri pelajaran di
kelas.
Pada tahun 1900 Picasso pindah ke kota pusat seni
dunia, Paris, Perancis. Disana ia berjumpa dengan Max Jacob, seorang jurnalis
dan sastrawan yang mengajarinya bahasa Perancis. Mereka tinggal bersama di
sebuah apartemen sempit, Max tidur dimalam hari ketika Picasso sedang melukis,
siangnya mereka bergantian tempat tidur. Dalam keadaan yang pas-pasan ini,
untuk melawan musim dingin, banyak karya Picasso yang sengaja dibakar demi
untuk menghangatkan ruangan.
Di awal tahun 1901 Picasso bersama temannya,
Fransisco de Asis Soler, menerbitkan majalah Arte Joven (Seni Anak Muda).
Mereka berbagi tugas, Soler mengurus artikel, sedangkan Picasso membuat
ilustrasi. Tahun 1905 Picasso telah diburu para kolektor-kolektor Amerika,
terutama Leo dan Gertrude Stein.
WANITA DI AWAL KARIR PICASSO
Wanita pertama yang memikatnya bernama Fernande
Olivier, seorang seniwati bohemian. Picasso menemukan Olivier di tengah badai
tahun 1904. Olivier yang berparas cantik banyak muncul dalam karya-karya
Picasso pada rose period dan blue period.
Setelah Picasso mencapai ketenaran Olivier
ditinggalkan. Don juan ini beralih wanita, Marcelle Humbert yang ia panggil
dengan sapaan mesra Eva Gouel. Wajah dari wanita barunya inipun banyak muncul
dalam karya-karya kubismenya. Setelah cukup lama berhubungan, pada tahun 1915,
Picasso pun akhirnya ditinggalkan untuk selamanya oleh Eva yang baru berusia 30
tahun. Eva meninnggal lantaran sakit yang dideritanya.
OLGA KHOKHLOVA ISTRI PICASSO YANG KAYA RAYA
Ketika menghadiri sebuah pertunjukan balet asuhan Diaghilav tahun 1917, Picasso terpesona oleh kecantikan seorang wanita, Olga Khokhlova. Sebenarnya wanita dari Rusia itu bukanlah seorang penari balet yang berbakat, ia diterima dalam klub balet itu karena anak dari seorang jenderal yang berpengaruh.
Setahun kemudian di musim panas, Picasso pun
menikahi Olga Khokhlova. Pernikahan itu lebih sebagai keterpaksaan daripada
ketulusan hati Picasso. Ia pernah mengeluh, “Bermain dengan wanita Rusia
berarti harus menikahinya.”
Pernikahannya dengan Olga Khokhlova dikaruniai
seorang putra yang sangat nakal,Paulo. Ia suka kebut-kebutan, meski suatu saat
hobinya itu mendapatkan prestasi dengan memenangkan gelar juara 2 relli Monte
Carlo. Paulo pernah melemparkan seorang wanita dari atas jendela bertingkat.
Picasso yang terkenal dengan pria super pelit sering marah-marah kepada Paulo
karena harus menanggung hutang-hutangnya. Untuk mengendalikan tingkah bengal
putranya itu, Picasso menjadikan putranya itu sebagai supir pribadinya.
Khokhlova membawa Picasso ke dalam pergaulan elit
dan pesta-pesta mewah. Pada awalnya Picasso menikmati pergaulan kelas atas
tersebut, namun tak sampai bertahan lama, sang seniman yang pernah dituduh
mencuri lukisan Mona Lisa ini pun bosan dengan semua itu. Lama-kelamaan desakan
Khokhlova pada etika sopan santun ala pergaulan papan atas tak sejalan dengan
sikap bohemian Picasso yang seenaknya, keadaan inipun membawa konflik yang
berkepanjangan bagi mereka berdua. Tahun 1930, lukisan-lukisan potret Khkhlova
tidak lagi menunjukkan seorang penari yang anggun, melainkan seorang ibu
pemberang yang dibencinya.
Picasso sengaja tidak memilih status cerai untuk
mengakhiri pernikahan mereka, sebab hokum Perancis mengatur bahwa setelah perceraian
seluruh kekayaan harus dibagi sama rata. Seniman yang semakin ketahuan pelitnya
ini tidak mau Khokhlova mendapatkan sepeserpun dari kekayaannya, dan sampai
pada akhir hayatnya,1955, wanita malang itu masih berstatus sebagai istri dari
Picasso.
WALTER, KEKASIH GELAP PICASSO
Walter bersama putrinya hidup dan tinggal di rumah
sederhana dan mereka lebih sering menunggak tagihan listrik. Kendati demikian,
Picasso menganggapnya sebagai wanita sejati dan hanya Walter lah yang mendapatkan
kepercayaan memotong kuku dan rambutnya, ia takut jika kuku dan rambutnya jatuh
ketangan orang lain dan digunakan untuk menyihir. Walter selalu dilukis Picasso
dalam pose bercinta. Kebodohan Walter akhirnya membuat Picasso menjadi cepat
bosan. Kelak Walter mati gantung diri, empat tahun setelah kematian Picasso.
DORA MAAR, PELUKIS DAN FOTOGRAFER CANTIK
Di bulan Januari 1936 giliran Dora Maar yang kepincut pada sang Don Juan. Kecantikan pelukis dan juga fotografer terkenal usia 29 tahun ini telah memikat hati Picasso. Kepandaiannya berbahasa Spanyol semakin membangkitkan gairah Picasso yang mulai merambah umur 54 tahun. Picasso menganggapnya sebagai “Dewi Inspirasi Pribadi” (“ private muse”). Maar dihadiahi rumah yang masih sangat natural di Menerbes. Bangunan milik jenderal kepercayaan Napoleon yang terletak di tebing tebing itu barter dengan lukisan Picasso. Konon sang Jenderal tidak mau menempati rumah itu karena dihuni oleh roh istrinya, dan juga rumah itu dipenuhi kalajengking.
Maar segera menjadi rival dari Walter. Ketika
Picasso sedang melukis Guernica, tidak sengaja mereka berdua bertemu di studio.
“Pilih diantara kami.” Teriak Walter pada Picasso. Namun sang pelopor kubisme
ini justru menyuruh mereka untuk bergulat, bersayembara memperebutkan dirinya.
Peristiwa ini dipandang Picasso sebagai “kenangan terbaik.”
Perasaan Maar tidak pernah tenteram, ia menjadi
cengeng. Ia benar-benar patah hati ketika sang dambaan hatinya menemukan pujaan
lain. Maar pun dikirim ke Jacques Lacan, seorang psikiatri terkenal.
GILOT, GADIS BELIA YANG TAKLUKKAN KAKEK
Kini sang kakek Picasso yang mulai menginjak usia 61 tahun tergoda oleh seorang gadis belia yang sangat cantik berusia 21 tahun, Francoise Gilot. Mahasiswi sastra Inggris di Cambridge University ini, telah memutuskan untuk berhenti kuliah dan ingin menjadi seorang pelukis. Ayahnya yang menginginkan Gilot meneruskan kuliah hokum marah besar, mereka pun berpisah. Gilot pun tinggal di studio sang kekasih, Pablo Picasso.
Dua sejoli ini berbagi kemesraan. Meski tanpa ikatan
yang resmi, Gilot melahirkan dua anak dari Picasso, Claude dan adik
perempuannya, Paloma, yang tumbuh menjadi desainer fashion terkenal. Wanita
simpanan ini tak pernah diberi uang oleh sang jutawan. Beruntunglah lukisannya
mulai dilirik oleh kolektor. Dan juga, neneknya yang sukses menjadi penjudi
sering memberikan uang. Sesungguhnya masalah ekonomi tidak pernah merisaukan
Gilot, tetapi masalah yang sesungguhnya adalah wanita lain.
Gilot beberapa kali mencemburui Picasso. Walter
masih sering berkirim surat karena Picasso memintanya untuk selalu mengirim
surat dua hari sekali. Ia juga rutin mengunjungi keluarga Walter setiap Kamis
dan Minggu. Khokhlova sering merecokinya saat mereka berdua berpapasan di
jalan. Namun yang lebih dicemburui adalah wanita-wanita yang datang setelah
kehadirannya.
Tak seperti wanita Picasso yang lain, Gilot sama
sekali tidak terserang tekanan mental. Ia dan anak-anaknya mampu meninggalkan
Picasso. Dan kini giliran sang kakek- lah yang merasa kehilangan.
MAKIN TUA MAKIN MENJADI
Bukan Picasso kalau tak mampu mencari pengganti Gilot. Di usianya yang mulai menginjak angka 70 tahun, sang kakek masih mampu menggaet seorang wanita yang berusia 20 tahun. Genevieve Laporte, seorang gadis pembuat film documenter, memulai hubungan gelap dengan Picasso pada tahun 1951. Sang kakek mengajaknya untuk tinggal bersama setelah ia ditinggal pergi Gilot, namun Laporte menolaknya. Dan hubungan mereka pun berakhir.
Sang kakek tak perlu waktu lama untuk mencari
pengganti Laporte. Di tempat pembuatan keramik Picasso menemukan Jacqueline
Roque. Roque memperlakukan sang kakek denagn sangat sopan, bahkan ia
memanggilnya dengan sapaan, ”Tuan…..”.
Tanggal 2 Maret 1961 mereka melangsungkan
pernikahan, pernikahan kedua bagi Picasso. Pernikahan yang tidak dikaruniai
anak ini, juga sebagai wujud balas dendam terhadap Gilot yang telah
meninggalkannya.
Laporte denagan setia menemani Picasso sampai akhir
hayatnya. Duka itu datang ketika mereka menjamu teman-temannya makn malam pada
tanggal 8 April 1973. Seniman besar yang juga anggota Partai Komunis ini
meninggalkan pesan terakhirnya, “Minumlah bersamaku, minumlah untuk
kesehatanku, ketahuilah aku tidak bisa minum lebih banyak lagi……”
Sepeninggal Picasso, Roque bertengkar dengan Paulo
tentang pembagian tanah warisan. Sampai akhirnya ia merasa tertekan dan
sendirian, kemudian ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan
senjata api ke tubuhnya sendiri.
Sumber: Visual Arts.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar