Minggu, 15 Juli 2012

Picasso dan Wanita-wanitanya


 CERITA DIBALIK PICASSO DAN PARA WANITANYA


  Pablo Picasso, atau nama lengkapnya yang teramat sangat panjang: Pablo Diego Jose Francisco De Paula Juan Nepomuceno Maria De Los Remedios Cipriano De La Santisima Trinidad Ruiz Y Picasso, tak hanya seorang seniman besar, disamping ketenaran dan kekayaan, ia juga dikelilingi banyak wanita-wanita cantik.

PICASSO MUDA
Seniman pelopor kubisme ini lahir di Malaga Andalusia Spanyol, 25 Oktober 1881. Picasso menunjukkan kegirangan dan bakat menggambarnya sejak kecil. Menurut ibunya, Maria Picasso Y Lopez, kata yang pertama diucapkan oleh Picasso saat masih bayi adalah, “Piz…..piz……,” kependekan dari kata lapis, atau pensil dalam bahasa Spanyol.
Ayahnya yang juga seorang seniman lukis, dosen seni rupa, dan kurator di sebuah museum lokal tidak menyia-nyiakan bakat anaknya.ia meyakinkan pihak akademi untuk menerima anaknya di kelas unggulan Sekolah Seni di Barcelona (School Of Fine Art). Picasso pun mengikuti matrikulasi, proses yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan ini mampu diselesaikannya dalam waktu satu minggu. Lalu, ia pindah ke sekolah seni  terkenal di Madrid, Royal Academy of San Fernando Madrid saat usianya 16 tahun. Picasso bukanlah seorang siswa yang disiplin, ia lebih mencari teman kenalan ketimbang menghadiri pelajaran di kelas.
Pada tahun 1900 Picasso pindah ke kota pusat seni dunia, Paris, Perancis. Disana ia berjumpa dengan Max Jacob, seorang jurnalis dan sastrawan yang mengajarinya bahasa Perancis. Mereka tinggal bersama di sebuah apartemen sempit, Max tidur dimalam hari ketika Picasso sedang melukis, siangnya mereka bergantian tempat tidur. Dalam keadaan yang pas-pasan ini, untuk melawan musim dingin, banyak karya Picasso yang sengaja dibakar demi untuk menghangatkan ruangan.
Di awal tahun 1901 Picasso bersama temannya, Fransisco de Asis Soler, menerbitkan majalah Arte Joven (Seni Anak Muda). Mereka berbagi tugas, Soler mengurus artikel, sedangkan Picasso membuat ilustrasi. Tahun 1905 Picasso telah diburu para kolektor-kolektor Amerika, terutama Leo dan Gertrude Stein.


WANITA DI AWAL KARIR PICASSO

 Sungguh teramat banyak wanita yang berkencan dengan Picasso. Ia sendiri menggambarkannya dengan, “ratusan atau bahkan ribuan…..” Seniman ini tidak bisa menyembunyikan perselingkuhannya karena begitu muncul wanita baru dalam hidupnya, maka wajahnya akan secara otomatis hadir di kanvas-kanvasnya. Kebanyakan wanita yang sekaligus menjadi mantan modelnya berakhir dengan kepiluan. Meskipun Picasso sering bergonta-ganti wanita dalam hidupnya, tetapi hanya dua orang saja yang dinikahinya, dan mendapatkan empat orang anak dari tiga wanita.
Wanita pertama yang memikatnya bernama Fernande Olivier, seorang seniwati bohemian. Picasso menemukan Olivier di tengah badai tahun 1904. Olivier yang berparas cantik banyak muncul dalam karya-karya Picasso pada rose period dan blue period.
Setelah Picasso mencapai ketenaran Olivier ditinggalkan. Don juan ini beralih wanita, Marcelle Humbert yang ia panggil dengan sapaan mesra Eva Gouel. Wajah dari wanita barunya inipun banyak muncul dalam karya-karya kubismenya. Setelah cukup lama berhubungan, pada tahun 1915, Picasso pun akhirnya ditinggalkan untuk selamanya oleh Eva yang baru berusia 30 tahun. Eva meninnggal lantaran sakit yang dideritanya.


OLGA KHOKHLOVA ISTRI PICASSO YANG KAYA RAYA

Ketika menghadiri sebuah pertunjukan balet asuhan Diaghilav tahun 1917, Picasso terpesona oleh kecantikan seorang wanita, Olga Khokhlova. Sebenarnya wanita dari Rusia itu bukanlah seorang penari balet yang berbakat, ia diterima dalam klub balet itu karena anak dari seorang jenderal yang berpengaruh.
Setahun kemudian di musim panas, Picasso pun menikahi Olga Khokhlova. Pernikahan itu lebih sebagai keterpaksaan daripada ketulusan hati Picasso. Ia pernah mengeluh, “Bermain dengan wanita Rusia berarti harus menikahinya.”
Pernikahannya dengan Olga Khokhlova dikaruniai seorang putra yang sangat nakal,Paulo. Ia suka kebut-kebutan, meski suatu saat hobinya itu mendapatkan prestasi dengan memenangkan gelar juara 2 relli Monte Carlo. Paulo pernah melemparkan seorang wanita dari atas jendela bertingkat. Picasso yang terkenal dengan pria super pelit sering marah-marah kepada Paulo karena harus menanggung hutang-hutangnya. Untuk mengendalikan tingkah bengal putranya itu, Picasso menjadikan putranya itu sebagai supir pribadinya.
Khokhlova membawa Picasso ke dalam pergaulan elit dan pesta-pesta mewah. Pada awalnya Picasso menikmati pergaulan kelas atas tersebut, namun tak sampai bertahan lama, sang seniman yang pernah dituduh mencuri lukisan Mona Lisa ini pun bosan dengan semua itu. Lama-kelamaan desakan Khokhlova pada etika sopan santun ala pergaulan papan atas tak sejalan dengan sikap bohemian Picasso yang seenaknya, keadaan inipun membawa konflik yang berkepanjangan bagi mereka berdua. Tahun 1930, lukisan-lukisan potret Khkhlova tidak lagi menunjukkan seorang penari yang anggun, melainkan seorang ibu pemberang yang dibencinya.
Picasso sengaja tidak memilih status cerai untuk mengakhiri pernikahan mereka, sebab hokum Perancis mengatur bahwa setelah perceraian seluruh kekayaan harus dibagi sama rata. Seniman yang semakin ketahuan pelitnya ini tidak mau Khokhlova mendapatkan sepeserpun dari kekayaannya, dan sampai pada akhir hayatnya,1955, wanita malang itu masih berstatus sebagai istri dari Picasso.


WALTER, KEKASIH GELAP PICASSO

 Keluarga Picasso semakin runyam ketika lelaki keras kepala ini menemukan kekasih gelap pada tanggal 8 Januari 1927. Marie Therese Walter, seorang gadis berusia 17 tahun yang telah berhasil mempesonanya. Walter tidak mencintai Picasso karena ketenarannya ataupu sebaginya, bahkan gadis sederhana ini tidak sadar siapa sebenarnya pujaan hatinya itu, sampai-sampai Picasso meski menunjukkan foto dirinya yang lagi mampang di majalah populer. Namun hubungan mereka tidak seindah yang Walter bayangkan, ia lebih sering merasakan kehampaan karena menanti kepastian pinangan dari sang kekasih, Picasso selalu menggantung harapan wanita yang tidak cerdas-cerdas amat ini. Hubungan gelap ini pun melahirkan seorang anak, Maria de la Concepcion, seorang gadis yang lebih sering dipanggil dengan nama Maya.
Walter bersama putrinya hidup dan tinggal di rumah sederhana dan mereka lebih sering menunggak tagihan listrik. Kendati demikian, Picasso menganggapnya sebagai wanita sejati dan hanya Walter lah yang mendapatkan kepercayaan memotong kuku dan rambutnya, ia takut jika kuku dan rambutnya jatuh ketangan orang lain dan digunakan untuk menyihir. Walter selalu dilukis Picasso dalam pose bercinta. Kebodohan Walter akhirnya membuat Picasso menjadi cepat bosan. Kelak Walter mati gantung diri, empat tahun setelah kematian Picasso.


DORA MAAR, PELUKIS DAN FOTOGRAFER CANTIK

Di bulan Januari 1936 giliran Dora Maar yang kepincut pada sang Don Juan. Kecantikan pelukis dan juga fotografer terkenal usia 29 tahun ini telah memikat hati Picasso. Kepandaiannya berbahasa Spanyol semakin membangkitkan gairah Picasso yang mulai merambah umur 54 tahun. Picasso menganggapnya sebagai “Dewi Inspirasi Pribadi” (“ private muse”). Maar dihadiahi rumah yang masih sangat natural di Menerbes. Bangunan milik jenderal kepercayaan Napoleon yang terletak di tebing tebing itu barter dengan lukisan Picasso. Konon sang Jenderal tidak mau menempati rumah itu karena dihuni oleh roh istrinya, dan juga rumah itu dipenuhi kalajengking.
Maar segera menjadi rival dari Walter. Ketika Picasso sedang melukis Guernica, tidak sengaja mereka berdua bertemu di studio. “Pilih diantara kami.” Teriak Walter pada Picasso. Namun sang pelopor kubisme ini justru menyuruh mereka untuk bergulat, bersayembara memperebutkan dirinya. Peristiwa ini dipandang Picasso sebagai “kenangan terbaik.”
Perasaan Maar tidak pernah tenteram, ia menjadi cengeng. Ia benar-benar patah hati ketika sang dambaan hatinya menemukan pujaan lain. Maar pun dikirim ke Jacques Lacan, seorang psikiatri terkenal.


GILOT, GADIS BELIA YANG TAKLUKKAN KAKEK

Kini sang kakek Picasso yang mulai menginjak usia 61 tahun tergoda oleh seorang gadis belia yang sangat cantik berusia 21 tahun, Francoise Gilot. Mahasiswi sastra Inggris di Cambridge University ini, telah memutuskan untuk berhenti kuliah dan ingin menjadi seorang pelukis. Ayahnya yang menginginkan Gilot meneruskan kuliah hokum marah besar, mereka pun berpisah. Gilot pun tinggal di studio sang kekasih, Pablo Picasso.
Dua sejoli ini berbagi kemesraan. Meski tanpa ikatan yang resmi, Gilot melahirkan dua anak dari Picasso, Claude dan adik perempuannya, Paloma, yang tumbuh menjadi desainer fashion terkenal. Wanita simpanan ini tak pernah diberi uang oleh sang jutawan. Beruntunglah lukisannya mulai dilirik oleh kolektor. Dan juga, neneknya yang sukses menjadi penjudi sering memberikan uang. Sesungguhnya masalah ekonomi tidak pernah merisaukan Gilot, tetapi masalah yang sesungguhnya adalah wanita lain.
Gilot beberapa kali mencemburui Picasso. Walter masih sering berkirim surat karena Picasso memintanya untuk selalu mengirim surat dua hari sekali. Ia juga rutin mengunjungi keluarga Walter setiap Kamis dan Minggu. Khokhlova sering merecokinya saat mereka berdua berpapasan di jalan. Namun yang lebih dicemburui adalah wanita-wanita yang datang setelah kehadirannya.
Tak seperti wanita Picasso yang lain, Gilot sama sekali tidak terserang tekanan mental. Ia dan anak-anaknya mampu meninggalkan Picasso. Dan kini giliran sang kakek- lah yang merasa kehilangan.


MAKIN TUA MAKIN MENJADI

Bukan Picasso kalau tak mampu mencari pengganti Gilot. Di usianya yang mulai menginjak angka 70 tahun, sang kakek masih mampu menggaet seorang wanita yang berusia 20 tahun. Genevieve Laporte, seorang gadis pembuat film documenter, memulai hubungan gelap dengan Picasso pada tahun 1951. Sang kakek mengajaknya untuk tinggal bersama setelah ia ditinggal pergi Gilot, namun Laporte menolaknya. Dan hubungan mereka pun berakhir.
Sang kakek tak perlu waktu lama untuk mencari pengganti Laporte. Di tempat pembuatan keramik Picasso menemukan Jacqueline Roque. Roque memperlakukan sang kakek denagn sangat sopan, bahkan ia memanggilnya dengan sapaan, ”Tuan…..”.
Tanggal 2 Maret 1961 mereka melangsungkan pernikahan, pernikahan kedua bagi Picasso. Pernikahan yang tidak dikaruniai anak ini, juga sebagai wujud balas dendam terhadap Gilot yang telah meninggalkannya.
Laporte denagan setia menemani Picasso sampai akhir hayatnya. Duka itu datang ketika mereka menjamu teman-temannya makn malam pada tanggal 8 April 1973. Seniman besar yang juga anggota Partai Komunis ini meninggalkan pesan terakhirnya, “Minumlah bersamaku, minumlah untuk kesehatanku, ketahuilah aku tidak bisa minum lebih banyak lagi……”
Sepeninggal Picasso, Roque bertengkar dengan Paulo tentang pembagian tanah warisan. Sampai akhirnya ia merasa tertekan dan sendirian, kemudian ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senjata api ke tubuhnya sendiri.

Sumber: Visual Arts.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar